Danau kastoba adalah
sebuah danau yang terletak di tengah-tengah pulau kecil di kabupaten Gresik. Yaitu
terletak di puncak ketinggian dusun Candi desa Paromaan Kecamatan Tambak Pulau
Bawean.
Jika dilihat dari
letak geografisnya, pulau Bawean terletak di Laut Jawa, sekitar 80 mil atau
sekitar 120 km dari sebelah utara Gresik. Jika kalian ada di daratan Jawa,
untuk menuju Pulau Bawean kalian harus memesan tiket kapal di daerah pelabuhan
Gresik. Sebab, hanya transportasi kapal lah yang dapat menuju akses kesana. Untuk
saat ini, kapal yang menuju Gresik – Bawean atau Bawean – Gresik hampir tiap
hari. Dan perjalan menuju ke pulau Bawean sekitar 3 jam dari pelabuhan Gresik
menuju pelabuhan Bawean yang terletak di kecamatan Sangkapura. Pulau Bawean
sendiri hanya memiliki dua kecamatan, yaitu kecamatan Sangkapura dan kecamatan
Tambak. Bahasa masyarakat pulau Bawean adalah bahasa Bawean (agak mirip dengan
bahasa Madura). Sedangkan penduduk pulau Bawean merupakan pembauran dari
beberapa suku, yaitu suku Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, bahkan
budayanya pun merupakan pembauran dari suku-suku tersebut.
Menurut masyarakat
pulau Bawean, danau Kastoba adalah sebuah danau yang berasal dari bekas pohon
kastoba. Konon pohon tersebut sangat besar sekali dan dimiliki oleh ratu Jin
yang menguasai pulau Majeti (nama pulau Bawean dulu). Semua makhluk sangat
tunduk kepada ratu jin tersebut. Ratu jin sangat mendambakan dan ingin
melestarikan pohon kastoba tersebut. Dengan sekuat tenaga, ia mengerahkan
pasukannya untuk melindungi dan merahasiakan keampuhan pohon kastoba. Hingga
pada suatu ketika, sang ratu memerintahkan pada seekor gagak jantan dan gagak
betina untuk menjaganya. Namun sang gagak tidak dapat merahasiakan keampuhan
pohon tersebut saat ia melihat pada seorang lelaki tua rentah yang buta. Sang gagak
menyuruh pada leleki tersebut untuk mengambil daun pohon kastoba dan
mengoleskan kematanya. Setelah diikuti apa yang telah dikatakan sang gagak oleh
lelaki tersebut dengan tiba-tiba matanya dapat melihat kembali. Tetapi malangnya,
apa yang telah dilakukan sang gagak terdengar oleh ratu jin. Sehingga ia sangat
marah. Sang gagak diusir dari pulau Majeti. Sedangkan pohon tersebut ia cabut
dan dibuang ke laut. Dari bekas cabutan tersebut keluarlah air yang terus
mengalir sehingga terbentuklah sebuah danau, yaitu danau kastoba. Namun para
peneliti menduga, danau kastoba adalah danau bekas dari gunung api purba.
Dari pelabuhan
Sangkapura untuk menuju ke dusun Candi desa Paromaan bisa dilakukan dengan
mengendarai sepeda motor atau kendaraan roda empat dari Pelabuhan Sangkapura. Namun
angkutan umum di Pulau Bawean sangat terbatas. Sehingga pengunjung harus
menyewa kendaraan di tempat-tempat persewaan di sekitar Pelabuhan Sangkapura.
Akses untuk menuju ke
area danau, hanya dapat dilalui dengan berjalan setapak demi setapak sejauh
kurang lebih 1 km dari daerah pemukiman warga. Jadi, jika kalian ingin kesana,
jangan lupa bawa bekal ya. Sebab berjalan sejauh 1 km dengan arah menanjak
lumayan melelahkan. Karena tempat danau tersebut di puncak ketinggian. Sepanjang
jalan kita menuju ke area danau kita dapat menyaksikan keindahan pulau Bawean. Kita
dapat melihat laut yang mengelilingi pulau bawean, pepohonan besar yang berumur
ribuan tahun yang berada di sepanjang perjalanan menuju ke area danau. Namun kita
harus tetap hati-hati, karena perjalan tersebut hanya setapak, terjal, dan di
area pinggiran tebing gunung. Setelah kalian sampai di area danau, lelahpun
dengan seketika akan menghilang. Bagaimana tidak, danau yang begitu alami,
dikelilingi oleh pepohonan besar nan rindang sangat menyejukkan mata.
Makasih gan infonya,, semoga tempat wisata indonesia makin maju !!!
ReplyDeleteOk. dan makasih juga udah mampir.
Delete