Di ruang rawat, Jihan
sedang kritis. Beberapa dokter datang sambil berlari melihat pada keadaan
Jihan. Dan seorang Dokter langsung memberikan pompa jantung kepada Jihan.
Dokter melakukannya berkali-kali, namun tetap saja jantung Jihan tidak
berdetak. Gulceren
terkejut dan terengah-engah saat bangun tidur. Ternyata itu hanyalah sebuah
mimpi Gulceren. Gulceren merasa khawatir dengan keadaan Jihan. Sehingga ia
bergegas untuk pergi ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Gulceren memasuki ruang rawat
Jihan. Jihan sedang tidur. Sedangkan Dilara sedang memikirkan sesuatu di kafe
rumah sakit. Gulceren berbicara kepada Jihan sambil meletakkan sesuatu ditangan
Jihan. Gulceren meminta untuk menjaga anak-anaknya. Namun Jihan masih pura-pura
tidur. Jihan menggenggam erat sesuatu yang telah diletakkan Gulceren setelah
Gulceren meninggalkan ruang rawat. Gulceren keluar rumah sakit naik lift.
Sedangkan Dilara menuju ruang rawat juga naik lift. Namun mereka tidak saling
melihat saat naik lift. Gulceren keluar dari rumah sakit berjalan kaki menuju
rumah Deriya. Dan Dilara istirahat di ruang tunggu.
Di rumah Deriya, Gulceren hendak berangkat ke
kantor. Deriya sedang menelpon dengan suaminya, Ibrahim. Di telpon, Ibrahim
mengatakan akan pulang pada hari Jum’at. Gulceren berpamitan kepada Deriya
untuk pergi ke kantor. Deriya hendak mengantarnya, namun Gulceren menolaknya.
Gulceren berangkat ke kantor, namun sebelum ke kantor Gulceren masih ke tempat
apartemen yang ingin di sewanya. Gulceren menanyakan kepada pemilik apartemen
apakah bisa ditempati pada hari jum’at, namun pemilik apartemen mengatakan bisa
ditempati pada jum’at malam. Gulceren pergi dari tempat itu dan berangkat ke
kantornya.
Di rumah Keriman, Ozkan sedang tiduran di sofa
sambil memandangi foto pernikahannya dengan Gulceren yang telah di sobeknya.
Sedangkan Keriman duduk di meja makan. Keriman ngomong sendiri saat melihat apa
yang Ozkan lakukan. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu. Keriman pun
membukanya. Ternyata yang datang adalah tukang pos yang membawa surat tagihan
dari Bank atas rumahnya yang digadaikan. Keriman sangat kaget saat membuka
surat tersebut. Dia langsung marah kepada Ozkan. Keriman meminta Ozkan untuk
mencari solusi tentang permasalahan tersebut. Mereka berdua berdebat. Dan
akhirnya Ozkan melihat foto pernikahannya dengan Gulceren. Ozkan yang tidak
tahu wajah Cansu menanyakan kepada Keriman tentang foto Cansu, namun Keriman
tidak mempunyainya.
Di ruang rawat Jihan, sepertinya Jihan sudah
diperbolehkan pulang oleh dokter. Dilara ingin membantu mengenakan mantelnya,
namun Jihan menolaknya dan mengenakannya sendiri. Dilara membujuk Jihan untuk
pulang ke rumahnya. Namun Jihan menolaknya. Saat mereka berdua hendak membuka
pintu, Rahmi bersama Ozan, Cansu, dan Hazal membuka pintu lebih dulu dari luar.
Mereka sangat senang melihat keadaan Jihan yang sudah lebih baik. Akhirnya
mereka pulang bersama.
Sesampai di rumah, Cansu memberikan kejutan
kepada Jihan. Cansu memberikan sebuah makanan dan minuman yang sudah
dipersiapkannya. Jihan pun memeluk Cansu dengan senang. Handphone Dilara
berbunyi. Dilara meninggalkan ruangan itu untuk mengangkat handphonenya. Yang
menelpon adalah Candan. Dilara dan Candan membicarakan masalah harta Dilara yang
masih bersangkutan dengan Jihan. Tanpa sepengetahuan Dilara, salah seorang
pembantu lewat di belakang Dilara dan mendengar apa yang Dilara katakan.
Pembantu itu pergi ke dapur dan membicarakan kejelekan sifat Dilara pada yang
lainnya.
Di kantor Gulceren, ia dipanggil direkturnya.
Ternyata direkturnya telah memecatnya. Dan Gulceren mengatakan bahwa dia masih
punya pinjaman. Namun direkturnya merelakan dan menganggap itu sebagai
pesangonnya. Gulceren kembali ke meja kerjanya untuk mengemasi
barang-barangnya. Foto Cansu dan Hazal yang di pajang di mejanya juga tidak
ketinggalan untuk di kemasinya. Gulceren berpamitan kepada rekan kerjanya, dan
meninggalkan kantornya. Rekan kerjanya sepertinya tidak begitu suka dengan
Gulceren.
Di rumah Dilara, handphone Dilara kembali
berbunyi. Sehingga ia harus kembali meninggalkan ruangan itu untuk
mengangkatnya. Candan kembali menelpon Dilara. Dan Candan mengatakan bahwa
Gulceren telah dipecat. Dan Dilara terlihat senang mendengarnya. Sepertinya ini
memang rencana Dilara.
Gulceren sendirian duduk di sebuah kursi yang
berada di tepi pantai. Dengan sedih ia melihat foto Cansu dan Hazal.
Dilara kembali ke ruang keluarga setelah
menutup telpon dari Candan. Dilara menyuruh Cansu untuk segera berangkat ke
sekolah yang pada saat itu Cansu sedang ngombol dengan Jihan. Cansu meminta
kepada Jihan untuk bolos sekolah, namun Jihan melarangnya dan Cansu pun
meninggalkan ruangan untuk berangkat ke sekolah. Saat Cansu pergi Dilara
kembali berdebat dengan Jihan, sehingga Jihan pun meninggalkan ruangan itu.
Jihan menelpon Gulceren, dari kejauhan Dilara
melihatnya.
Jihan akan pergi menemui Gulceren. Saat di
depan pintu, Dilara berusaha untuk mencegahnya. Namun Jihan tetap pergi.
Ozkan pergi ke bengkel temannya. Dia meminjam
mobil kepada temannya. Setelah diizinkan oleh temannya Ozkan langsung pergi
membawanya. Di tengah perjalanan Ozkan berhenti di sebuah counter penjualan
pulsa, dan dia membeli pulsa paket internet.
Jihan tiba ditempat Gulceren yang sedang duduk
sendiri di tepi pantai. Mereka berdua tersenyum dan saling bertatapan. Kemudian
Jihan mengeluarkan sesuatu dari saku mantelnya. Benda itu adalah yang ditaruh
Gulceren ke tangan Jihan saat Jihan masih di rumah sakit. Gulceren mengatakan
bahwa ia tidak tahu harus memberi apa selain benda itu. Dan akhirnya Gulceren
pergi meninggalkan Jihan sendirian di tempat itu.
Cansu baru keluar dari sekolah. Dengan membawa
mobil pinjamannya Ozkan sudah menunggu Cansu di depan sekolah. Di tempat lain
sopir Cansu juga sudah menunggunya. Ozkan memanggil dan langsung mendekati
Cansu. Ozkan mengatakan bahwa dia adalah ayah kandungnya. Cansu terdiam sambil
memandangi wajah Ozkan. Dan Cansu percaya perkataan Ozkan dan langsung
memeluknya. Ozkan terkejut karena Cansu memeluknya, sehingga dia pun membalas
pelukannya. Ozkan mengajak Cansu untuk pergi bersamanya. Dan Cansu akhirnya
ikut bersama Ozkan setelah Canu meminta izin kepada sopirnya dan meminta agar
sopirnya pulang lebih dulu. Cansu meninggalkan tasnya bersama sopirnya.
Di dalam perjalanan, Ozkan dan Cansu sedang
berbicara. Mereka memulai menjalin keakraban antara ayah dan anak.
Di rumah Dilara, Rahmi sedang berbicara dengan
Dilara. Sepertinya Dilara akan pergi. Rahmi pun marah karena Rahmi mengharapkan
Dilara menemani Jihan yang sedang sakit.
Ozkan dan Cansu berada di tepi pantai. Mereka
menikmati makanan disana.
Saat Dilara akan pergi, Jihan datang dan
berpapasan dengannya. Dilara mengatakan kepada Jihan bahwa obat yang harus dia
minum sudah disiapkan oleh pembantunya, Emine. Sebelum Dilara melangkah pergi,
Bahtiar (sopir Cansu) datang bersama tas Cansu. Dilara menanyakan kemana Cansu
pergi, namun Bahtiar tidak tahu, sehingga membuat Jihan cemas. Dilara pun
pergi. Sedangkan Jihan langsung menelpon Cansu, namun Cansu tidak
mengangkatnya. Jihan menelpon Cansu berulang kali, namun sepertinya Cansu tidak
mendengarnya.
Ozkan dan Cansu masih di tepi pantai. Mereka
terlihat sangat senang dengan kebersamaannya itu. Mereka memesan makanan dan
menikmatinya. Handphone Ozkan berbunyi, Nuray menelponnya. Namun Ozkan
merejectnya. Kemudian Ozkan mengajak Cansu pergi dari tempat itu dan
memutuskannya untuk pergi ke sebuah restoran.
Di rumah Dilara, Jihan sedang duduk sendiri
memikirkan Cansu. Emine datang membawa obat yang harus Jihan minum. Jihan
bertanya kepada Emine setelah ia meminum obatnya. Jihan bertanya tentang Cansu
yang terlambat pulang.
Di sebuah restoran, Ozkan yang masih bersama
Cansu memesan makanan dan minuman. Cansu bertanya kepada Ozkan kenapa dia
meninggalkan Gulceren dan Hazal sampai lama dan juga tidak pernah
menghubunginya saat meninggalkannya. Namun sepertinya Ozkan tidak terlalu
senang dengan pertanyaan Cansu, dan dia mengalihkan pembicaraannya. Kemudian
handphone Cansu berbunyi. Jihan menelpon Cansu dan Cansu pun mengangkatnya.
Cansu mengatakan kepada Jihan bahwa dia sedang bersama ayah kandungnya, Ozkan
di sebuah restoran. Dengan tekejut, Jihan bangun dari duduknya dan Sepertinya
Jihan tidak senang dengan hal itu.
Apakah Jihan akan pergi
menyusul Cansu? Dan ingin tahu bagaimana cerita selanjutnya? Silahkan baca di Cansudan Hazal Episode 32
0 komentar:
Post a Comment