Cansu dan Ozkan kembali ke kamar rawat ayahnya. Saat di kamar rawat,
dengan menangis Cansu memarahi Dilara atas perbuatannya kepada ibu kandungnya.
Sambil membawa tas dan jaketnya, Cansu pergi dari ruangan itu. Rahmi meminta
kepada Ozan dan Hazal untuk menyusul Cansu. Sementara Dilara langsung menelpon
Candan, pengacaranya. Dan menjelaskan kepada Candan tentang keadaannya yang
cukup serius.
Di makam ibunya, Gulceren berbicara sendiri sambil menangis. Sedangkan
Cansu ke kantor Gulceren untuk menemuinya. Namun Cansu tidak bertemu dengan
Gulceren. Di kantor Gulceren Cansu melihat foto Gulceren yang sedang tersenyum
bersama Hazal pada layar laptop Gulceren. Cansu mencoba menelpon Gulceren,
namun handphonenya tidak aktif. Dan akhirnya ia pergi dari kantor Gulceren.
Di sebuah kafe Gulceren sedang makan dengan Deriya. Di situ Gulceren
bercerita kepada Deriya tentang apa yang telah dialaminya di rumah sakit.
Deriya ikut sedih dan prihatin terhadap kejadian yang telah dialami Gulceren.
Di rumah Keriman masih berdebat dengan Ozkan. Keriman memprovokasi Ozkan
lagi tentang Gulceren. Namun Ozkan membantahnya, dan dia mengatakan kalau dia masih mencintai
Gulceren. Dan Keriman pun semakin marah.
Ozkan akhirnya keluar dari rumahnya. Sedangkan Keriman masih ngoceh sendiri
saat Ozkan pergi. Kemudian Cansu datang. Namun Cansu tidak bertemu dengan
Ozkan. Cansu menemui Keriman dan menanyakan keberadaan Gulceren. Akan tetapi
Gulceren tidak ada di rumah. Cansu pun pergi. Sedangkan Ozkan pergi ke bengkel
temannya, dan minta tolong kepada temannya untuk mencarikannya pekerjaan.
Di rumah sakit, Dilara melihat Rahmi yang sedang lelah. Dilara menyuruh
Rahmi pulang untuk beristirahat. Dan Jihan bangun saat Rahmi akan pulang. Rahmi
berpamitan kepada Jihan.
Handphone Dilara yang berada di luar ruangan berbunyi. Dilara
mengambilnya dan me-reject panggilan tersebut. Saat di tanya oleh Jihan
mengapa tidak mengangkatnya, Dilara menjawab bahwa yang menelpon adalah teman
yayasannya dan itu tidak penting.
Yang menelpon Dilara adalah Solmaz. Di rumah Solmaz merasa kesal dan
cemas karena telponnya di-reject oleh Dilara. Di kamar, Solmaz mengambil
koper dan membuka brangkasnya. Ia mengambil uang dari brangkasnya. Ia berniat
ingin pergi dari rumahnya. Namun akhirnya ia mengurungkan niatnya, dan menaruh
kembali uang yang telah diambil dari brangkasnya.
Di kantor polisi, Alper ditemani oleh pengacaranya saat di introgasi. Namun
lagi-lagi Alper tidak mengaku dan menyangkal semua perbuatan yang telah
dilakukannya pada Jihan.
Saat Yildirim tiba di rumah sakit, Jihan langsung memanggilnya untuk
membicarakan sesuatu. Jihan tidak mengatakan yang sebenarnya pada Yildirim.
Jihan mencoba menutupi kesalahan Alper, adik tiri Dilara. Sambil melihat kepada
Dilara, Jihan mengatakan kepada Yildirim bahwa yang menembaknya adalah
seseorang yang sedang mabuk yang tidak dikenalnya. Yildirim terkejut dengan
penjelasan Jihan.
Melalui telpon Cansu sedang berbicara dengan Gulceren. Mereka berdua
sangat senang.
Saat Rahmi tiba di rumah, di ruang depan ia bertemu dengan Hazal. Hazal
menanyakan makanan pada pembantunya. Rahmi langsung marah kepada Hazal, dan
Hazal hanya terdiam mendengar perkataan Rahmi. Setelah memarahi Hazal, Rahmi
menemui Ozan di ruang keluarga. Cansu pun datang untuk bergabung bersama
mereka. Namun, pada saat mereka sedang asyik berbincang, sambil menangis Hazal
menemui dan berdiri di depan mereka. Hazal menanyakan kepada mereka mengapa
mereka membencinya. Setelah itu, sambil menangis Hazal lari dari ruangan itu ke
kamarnya. Cansu hendak mengejarnya, namun Rahmi melarangnya.
Rahmi, Ozan dan Cansu sedang berkumpul di meja makan. Rahmi meminta agar
Ozan tidak menampakkan ketidak sukaannya terhadap Hazal. Walaupun Rahmi
sebenarnya juga tidak suka dengan sikap Hazal. Sehingga Cansu bertanya kepada
Ozan mengapa dia tidak suka dengan Hazal. Namun Ozan menutupinya. Rahmi meminta
Emine untuk memanggil Hazal agar datang dan makan bersama. Akhirnya Hazal
datang, Rahmi mencoba bersikap baik kepada Hazal dan memeluknya. Dengan
terpaksa, Ozan pun memeluk Hazal. Sedangkan Cansu sangat senang melihat keadaan
itu.
Alper tiba di rumahnya dan Solmaz menyambut kedatangannya. Namun Alper
bingung dengan apa yang telah terjadi. Mengapa Jihan tutup mulut dan tidak
mengatakan sebenarnya.
Di rumah sakit, hanya Dilara yang menjaga Jihan. Jihan mengatakan yang
sebenarnya kepada Dilara, bahwa yang menembaknya adalah Alper, adik tiri
Dilara. Namun Dilara bingung dan bertanya kepadanya mengapa Jihan tidak
mengatakan yang sebenarnya kepada polisi dan mengapa Alper sampai melakukan
itu. Jihan menjelaskan semuanya kepada Dilara dan juga memaparkan keegoisan
Dilara sehingga Dilara hanya terdiam dan kalut. Jihan juga mengatakan kepada
Dilara bahwa yang dibutuhkannya hanya cinta, bukan harta. Jihan pun menyuruh
pergi Dilara dari ruangan itu. Akhirnya Dilara pergi ke sebuah kafe rumah
sakit. Di ruang rawat, Jihan sedang kritis. Beberapa dokter datang sambil
berlari melihat pada keadaan Jihan. Dan seorang Dokter langsung memberikan
pompa jantung kepada Jihan.
Apakah Jihan akan meninggal? Dan ingin tahu bagaimana cerita
selanjutnya? Silahkan baca di Cansu dan Hazal Episode 31
0 komentar:
Post a Comment