Sebuah pistol milik Alper yang merupakan sebuah bukti penembakan yang
dilakukan Alper terhadap Jihan dibuang ke laut oleh Solmaz. Sedangkan Alper di rumah sedang bingung dan
cemas dengan apa yang telah dilakukannya. Ozkan pulang dan bercerita kepada
Keriman bahwa Jihan telah ditembak. Namun ia tidak kenal pada orang yang telah
menembak Jihan. Keriman marah-marah pada Ozkan. Karena hal tersebut dapat
mempersulit keadaan Ozkan apabila ada orang yang melihat bahwa Ozkan ada di tempat kejadian. Bisa saja Ozkan yang
dijadikan terangka.
Gulceren datang ke rumah Deriya. Dengan perasaan cemas Gulceren
mengatakan kepada Deriya bahwa Jihan tidak datang untuk menemuinya. Gulceren
merasa telah terjadi sesuatu pada Jihan. Namun Deriya berusaha menenangkannya,
dan menyuruhnya untuk berfikir secara positif.
Di rumah Keriman, Ozkan dimarahi dan semakin di provokasi oleh Keriman
tentang Gulceren. Keriman mengatakan Gulceren tidak akan pulang dan pasti
menginap di rumah Deriya. Dan Keriman menyuruh kepada Ozkan untuk menjemput
Gulceren di rumah Deriya.
Di rumah sakit, Dilara keceplosan dalam berbicara. Dilara mengira Ozkan
yang telah menembak Jihan. Yildirim pun kaget, karena setahunya suami Gulceren
masih berada di luar negeri. Namun Rahmi dengan segera memberi kode kepada
Dilara dan mengalihkan pembicaraan. Sementara Yildirim mengatakan bahwa Jihan
telah berdebat dengan Alper sebelum tertembak sehingga Dilara pun kaget. Dan
Dilara tidak percaya kalau Alper yang telah menembak Jihan.
Solmaz tiba di rumah. Dengan perasaan gelisah ia berkata kepada Alper,
kalau Apler ketahuan mereka berdua akan hancur.
Di rumah Deriya, Gulceren masih terlihat cemas. Deriya pun menyarankan
agar Gulceren menelpon Jihan. Akhirnya Gulceren menelpon Jihan. Akan tetapi
yang mengangkat telpon Jihan adalah Dilara. ”Gulceren, jangan telpon Jihan
lagi!!!”, kata Dilara. Telpon terputus. Gulceren terkejut dan membuatnya
semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatu pada Jihan. Deriya menyarankan untuk
menghubungi Cansu dan menanyakan keadaan keluarganya. Cansu senang telah di
telpon oleh Gulceren, dan mengatakan bahwa keluarganya baik-baik saja. Saat itu
Cansu baru pulang dari latihan berkuda dan tidak tahu apa yang telah terjadi
pada Jihan. Dalam telpon, Cansu mengatakan ingin bertemu dengan Gulceren.
Di rumah sakit, operasi untuk mengeluarkan peluru dari perut Jihan telah
selesai. Namun Jihan belum sadar dan ia dipindahkan ke ruang pemulihan. Dokter
memberitahukan keadaan Jihan pada Dilara. Dilara bersama Rahmi hanya bisa
melihatnya dari balik kaca.
Di rumah Keriman dan Ozkan masih menunggu kedatangan Gulceren. Mereka
berdua terus berdebat. Keriman terus memarahi Ozkan. Dan Ozkan pun marah.
Polisi datang ke rumah Alper. Di dalam rumah, Solmaz mengatakan dan
memperingatkan kepada Alper bahwa dia harus membantah terhadap apa yang
dituduhkan kepadanya. Dan Solmaz membukakan pintu, polisi langsung masuk dan
memeriksa Alper berserta rumahnya. Namun polisi tidak menemukan barang bukti
(pistolnya kan sudah dibuang Solmaz ke laut), dan akhirnya Alper di bawa ke
kantor polisi untuk di interogasi. Solmaz begitu mencemaskan Alper.
Dilara, Rahmi dan Yildirim masih menunggu Jihan di rumah sakit.
Sedangkan Jihan masih belum sadarkan diri. Yildirim pun pergi setelah ia
mendapatkan telpon dari seseorang.
Di rumah Deriya, Serkan sedang menonton TV, sedangkan Gulceren sedang mencuci.
Ada seseorang yang mengetok pintu sehingga Serkan membukakannya. Ternyata yang
datang adalah Ozkan. Dengan berteriak-teriak Ozkan memanggil Gulceren, namun
Serkan mencoba mengusirnya. Gulceren pun keluar dan marah kepada Ozkan yang
mencoba membujuk dan mengajak pulang ke rumahnya. Deriya pun keluar dan
mengusir Ozkan dari rumahnya. Dengan marah Ozkan mendorong Deriya hingga Deriya
terjatuh. Gulceren akhirnya mengambil pisau dan mengusir Ozkan dari rumah
Deriya dengan mengancam Ozkan dengan pisau tersebut. Dengan wajah kesal Ozkan
pun akhirnya pergi.
Sampai di rumah Keriman, Ozkan menyesali perbuatannya dan menangis saat
berbicara dengan Keriman.
Gulceren ingin pulang karena Gulceren merasa tidak enak kepada Deriya
atas perlakuan Ozkan. Selain itu Gulceren juga merasa takut Ozkan membuat
masalah lagi di rumah Deriya jika ia tidak segera pulang. Namun Deriya
menahannya karena takut Ozkan melakukan sesuatu pada Gulceren.
Di rumah sakit, Rahmi menjaga Jihan. Dengan diam-diam dia memasuki
ruangan Jihan. Namun Jihan masih belum sadar. Dengan menangis, Rahmi memegang
tangan Jihan dan menciumnya.
Dilara sampai di rumah saat larut malam.
Keesokan harinya Dilara menghubungi Rahmi untuk mengetahui kondisi
Jihan. Setelah itu Dilara pergi ke meja makan untuk menikmati sarapan bersama
ketiga anaknya. Ozan ingin mengajak Rahmi untuk bergabung menikmati sarapan.
Namun Dilara mengatakan bahwa Rahmi tidak ada di rumah. Rahmi menjaga Jihan di
rumah sakit karena di tembak. Dengan penjelasan Dilara ini, Ozan dan Cansu
syok. Mereka marah kepada Dilara karena baru memberitahunya. Dengan bergegas,
Ozan dan Cansu langsung pergi ke rumah sakit. Dilara dan Hazal pun
mengikutinya.
Gulceren berangkat ke kantor, dan Deriya menemaninya karena Deriya takut
Ozkan mengganggunya lagi. Memang benar. Dengan membawa bunga, Ozkan tiba-tiba
muncul di hadapannya yang membuat Gulceren dan Deriya terkejut. Ozkan mencoba
membujuk dan merayu Gulceren untuk kembali kepadanya. Namun Gulceren tetap
tidak mau menuruti kemauan Ozkan. Dengan marah Ozkan mengatakan kepada Gulceren
bahwa dia jangan menunggu pria (Jihan) itu lagi. Dan Ozkan juga mengatakan
bahwa Jihan sudah tewas karena telah ditembak oleh seseorang. Mendengar
penjelasan Ozkan tersebut Gulceren langsung lemah tak berdaya. Sedangkan Ozkan langsung pergi. Deriya
mencoba menenangkan Gulceren, dan menyuruh Gulceren untuk menghubungi Cansu
untuk mengetahui keadaan Jihan. Gulceren langsung menelpon Cansu dan menanyakan
bagaimana keadaan Jihan yang sebenarnya. Saat menjawab telpon Gulceren, Cansu
baru sampai di rumah sakit. Cansu menjelaskan kepada Gulceren bahwa ayahnya
selamat, dan Gulceren pun lega mendengar penejelasan Cansu.
Ozan dan Cansu melihat ayahnya sedang di bawa oleh perawat untuk pindah
ruangan. Mereka langsung mendekatinya. Pada waktu itu Jihan sudah sadar. Jihan
berbicara kepada anak-anaknya. Ozan menanyakan siapa yang telah melakukan
perbuatan itu kepada ayahnya. Namun tidak seorangpun yang menjawabnya.
Sedangkan Cansu langsung menangis disamping ayahnya.
Gulceren menebak bahwa Ozkan lah yang telah menembak Jihan. Namun Deriya
menyangkal dan mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin. Deriya menyarankan
kepada Gulceren untuk menjenguk Jihan ke rumah sakit. Akan tetapi Gulceren
menolak saran Deriya. Gulceren pun pergi ke kantornya.
Dilara dan Hazal tiba di rumah sakit. Dengan ramah Hazal menyapa Jihan,
dan Jihan menjawabnya. Dilara ikut menyapa, namun Jihan tetap diam dan
mengacuhkannya. Sedangkan Rahmi sedang berbicara dengan Ozan.
Di kantor, Gulceren tidak konsentrasi dalam bekerja. Mungkin ia masih
memikirkan akan kondisi Jihan. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke rumah
sakit untuk menjenguk Jihan.
Di rumah sakit, Dilara, Rahmi, Cansu, Hazal, dan Ozan sedang berkumpul
di kamar rawat Jihan. Mereka sedang membincangkan sesuatu di dalam ruangan.
Gulceren pun tiba di rumah sakit. Saat Gulceren sampai di depan pintu kamar
rawat Jihan, dengan terkejut Dilara dan Cansu melihatnya. Dilara langsung
menemui Gulceren dan menyuruhnya pergi dari rumah sakit. Dengan naik lift
Gulceren pergi dari ruangan tersebut. Sedangkan Cansu sambil menangis
mengejarnya lewat tangga darurat. Namun Gulceren telah pergi lebih dulu. Di
ruang loby, Ozan memeluk Cansu untuk menenangkannya.
Ingin tahu bagaimana cerita selanjutnya? Silahkan baca di Cansu danHazal Episode 30
0 komentar:
Post a Comment