Gerhana Matahari Pada 9 Maret 2016

Gerhana Matahari merupakan peristiwa tertutupnya cahaya Matahari yang menuju ke Bumi oleh Bulan. Yaitu pada saat letak posisi bulan berada diantara matahari dan bumi. Sehingga dengan posisi bulan yang berada di antara Matahari dan Bumi ini akan dapat menutup sebagian atau bahkan seluruh cahaya Matahari yang menuju ke Bumi. Bulan mampu menutup cahaya Matahari yang menuju ke Bumi walaupun bentuk Bulan lebih kecil daripada bentuk Matahari. Hal ini dikarenakan jarak rata-rata bulan lebih dekat ke Bumi dibandingkan jarak rata-rata Matahari ke Bumi. Jarak rata-rata Bulan sekitar 384.400 kilometer dari Bumi, sedangkan jarak rata-rata Matahari sekitar 149.680.000 kilometer dari Bumi.

Gerhana Matahari dibagi kedalam empat jenis, yaitu gerhana total, sebagian, cincin, dan hibrida.
1.      Gerhana Matahari total merupakan proses terjadinya gerhana Matahari dimana pada saat puncak gerhana, piringan Matahari tertutup seluruhnya oleh piringan Bulan (jika Matahari dan bulan di lihat dari Bumi seolah-olah Matahari dan Bulan berbentuk piringan). Bentuk ukuran piringan Matahari sendiri berubah-ubah, yaitu tergantung pada jarak antara Bumi dengan Matahari. Begitu juga dengan bentuk piringan Bulan, ukurannya berubah-ubah tergantung pada jarak antara Bumi dengan Bulan. Dan pada saat terjadi gerhana Matahari total, piringan Bulan terlihat sama besar dengan piringan Matahari, atau bahkan lebih besar dari piringan Matahari.
2.      Gerhana Matahari sebagian, yaitu proses terjadinya gerhana Matahari dimana pada saat puncak gerhana, piringan Matahari tertutup sebagian oleh piringan Bulan. Sehingga pada gerhana Matahari ini sebagian cahaya Matahari akan dapat menuju Bumi (yang tidak ditutup piringan Bulan), sedangkan sebagian lagi akan tertutup oleh Bulan.
3.      Gerhana Matahari cincin, yaitu proses terjadinya gerhana Matahari dimana pada saat puncak gerhana, piringan Matahari tertutup sebagian oleh piringan Bulan. Pada gerhana Matahari ini, ukuran piringan Bulan lebih kecil daripada ukuran piringan Matahari. Dengan posisi Bulan yang berada diantara Matahari dan Bumi dimana bentuk ukuran piringan Bulan yang lebih kecil dari piringan Matahari, sehingga menyebabkan tidak tertutupnya seluruh piringan Matahari. Dan pada bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan berada di sekeliling piringan Bulan sehingga tampak seperti cincin yang bercahaya.
4.      Gerhana Matahari hibrida, yaitu proses terjadinya gerhana Matahari dimana terjadi pergeseran antara gerhana Matahari total dengan gerhana Matahari cincin. Pada gerhana Matahari ini di titik tertentu pada permukaan Bumi akan terlihat sedang terjadi gerhana Matahari total. Sedangkan di titik yang lainnya akan terlihat sedang terjadi gerhana Matahari cincin. Namun gerhana Matahari hibrida relatif jarang terjadi.

Untuk melihat proses terjadinya gerhana Matahari bolehkah kita melihatnya secara langsung? Tidak boleh. Melihat secara langsung pada bagian cincin terang dari Matahari atau fotosfer Matahari pada saat terjadi Gerhana Matahari akan menyebabkan kerusakan permanen pada retina mata. Walaupun hanya melihatnya dalam waktu beberapa detik saja. Hal terebut diakibatkan karena tingginya radiasi yang dipancarkan oleh fotosfer Matahari pada saat terjadi Gerhana Matahari. Sehingga kerusakan pada retina mata yang diakibatkan tingginya radiasi pancaran ini dapat mengakibatkan kebutaan.

Oleh karena itu, untuk mengamati proses terjadinya gerhana Matahari, kita membutuhkan kaca mata khusus. Atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Da nproses terjadinya gerhana Matahari tidak berlangsung lama. Yaitu hanya berlangsung tidak lebih dari 7 menit.

Pada tanggal 9 Maret 2016 nanti akan terjadi gerhana Matahari. Pada tanggal tersebut sebagian besar Pasifik, yang meliputi Indonesia, Malaysia, dan juga negara-negara Asia Tenggara lainnya dan juga benua Australia akan dapat menyaksikan terjadinya gerhana Matahari total. Peristiwa alam yang pernah terjadi pada tanggal 11 Juni 1983 ini merupakan peristiwa yang unik. Sebab kita hanya dapat menyaksikan kembali pada tanggal 11 Januari 2253, yaitu 238 tahun yang akan datang.

Gerhana Matahari yang akan terjadi tanggal 9 Maret 2016 tahun depan, seorang ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof. Bambang Hidayat mengatakan, daerah yang dilintasi gejala alam yang langka ini paling lama di Palu, Sulawesi Tengah. Daerah yang juga dilintasi oleh garis Khatulistiwa. Di Palu, gerhana Matahari akan berlangsung selama enam menit, yang lebih lama dibandingkan dengan tempat lainnya.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 01:21

0 komentar:

Post a Comment

Kontak Kami

Powered by Blogger.

Welcome Guys

Search This Blog

Like Us

Advertisment

Followers

CB